Ada
malam pertama yang seharusnya terindah dalam hidup berubah menjadi
neraka dan ladang pembantaian harkat dan martabat suami istri. Sebab
yang paling banyak adalah karena tak ada sedikitpun
darah yang menetes dari kemaluan mempelai perempuan. Kesimpulan
singkatnya, pengantin perempuan tidak perawan lagi dan bukan orang
baik-baik. Pengantin pria pun merasa ditipu dan dikhianati. Akibatnya
terkadang cerai ditempat. Ada pula yang berubah menjadi bom waktu yang
setiap saat bisa meledak dalam kehidupan rumah tangga itu. Lebih jauh
lagi, pernah terdengar ada yang sampai menyakiti dan membunuh istri di
malam pertamanya, karena terlalu besar harapan dan kekecewan yang
dijumpainya.Naudzubillahi min dzalik. Sungguh sebesar inikah arti
setetes darah ?
Semua hal ini bersumber dari satu hal : nilai agung keperawanan. Masyarakat timur masih tinggi menjunjung nilai ini. Seorang pengantin tidak perawan bagi mereka adalah aib besar keluarga. Di lain tempat, saya pernah membaca sebuah tradisi unik, saat pengantin pria membawa pasangannya ke kamar pengantin, berduyun-duyun serombongan orang menunggu tepat dihadapan pintu kamar tersebut. Sesaat setelahnya, pengantin pria keluar dengan membawa sehelai kain yang ada bercak darahnya lalu memperlihatkannya pada mereka yang menunggu di luar. Setelah melihat darah itu, mereka pun merasa puas dan bergembira. Merayakannya dengan pesta ‘keperawanan’ dan meninggalkan kamar pengantin dengan segera. Lihat, betapa tinggi sebuah keperawanan, hingga masyarakat pun ikut ambil bagian dalam proses penilaiannya. Maka jagalah kesucian kalian hanya tuk suami kalian.
Semua hal ini bersumber dari satu hal : nilai agung keperawanan. Masyarakat timur masih tinggi menjunjung nilai ini. Seorang pengantin tidak perawan bagi mereka adalah aib besar keluarga. Di lain tempat, saya pernah membaca sebuah tradisi unik, saat pengantin pria membawa pasangannya ke kamar pengantin, berduyun-duyun serombongan orang menunggu tepat dihadapan pintu kamar tersebut. Sesaat setelahnya, pengantin pria keluar dengan membawa sehelai kain yang ada bercak darahnya lalu memperlihatkannya pada mereka yang menunggu di luar. Setelah melihat darah itu, mereka pun merasa puas dan bergembira. Merayakannya dengan pesta ‘keperawanan’ dan meninggalkan kamar pengantin dengan segera. Lihat, betapa tinggi sebuah keperawanan, hingga masyarakat pun ikut ambil bagian dalam proses penilaiannya. Maka jagalah kesucian kalian hanya tuk suami kalian.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar