Pelacur Taubat dan Ustadzah Sesat

Respons: 0 komentar
Pelacur Taubat dan Ustadzah Sesat
Katrina, begitu orang biasa memanggilnya. Dia adalah seorang pelacur, yang menjual dirinya kepada banyak lelaki. Terkenal dibenci oleh ibu-ibu tetangganya, karena wajahnya yang super cantik dan memikat serta penampilannya yang seksi, selalu membuat para lelaki, suami mereka menjadi tak pernah berkedip dan melupakan isterinya. Banyak yang bercerai gara-gara Katrina. Seluruh perempuan yang benci kepadanya menyebut Katrina sebagai badai perusak rumah tangga. Harus disingkirkan, harus dimusnahkan. Jadilah mereka, setiap hari, setiap pagi, di teras depan rumah Kusminah, mengumpat Katrina tanpa henti.

“Tuh lihat, perempuan gila itu, sungguh aku jijik melihatnya.” Dengan sinis dan sarat kebencian, Jubaedah, yang suaminya kabur setelah digerebek warga saat sedang berdua tanpa busana dengan Katrina di rumahnya.
“Iya ya, sungguh berbeda dengan Masyitoh. Dia sangat alim, dan tak pernah berbuat dzolim.” Sahut Suhenah.

Masyitoh adalah kebalikan dari Katrina. Warga memanggilnya Ustadzah. Guru ngaji anak-anak warga kampung. Sangat alim dan bahkan sangat sopan dan penuh santun. Kepada siapa saja selalu senyum. Selalu bertegur sapa. Selalu nimbrung, bersosial kepada siapa saja yang sedang ngobrol. Tapi tidak kepada Katrina. Kecuali kepada Katrina. Karena dalam fikirannya, seorang pelacur adalah hina, kotor dan tak suci. Tak boleh ditemankan.

“Jangan berteman dengan tukang pandai besi, atau kita akan terkena pantulannya. Maka bertemanlah dengan penjual minyak wangi, agar kita terkena harum parfumnya.” Kata Masyithoh dalam ceramahnya siang itu, di pengajian rutin Ibu-ibu.
Maka semua warga otomatis sangat faham dengan materi ceramah Ustadzah Masyitoh tersebut. Sudah barang pasti tertuju kepada Katrina. Yang dimengerti oleh jema’ah pengajian adalah, jangan berteman dengan pelacur seperti Katrina, atau kamu akan mejadi sepertinya. Bertemanlah dengan Ustadzah Masyitoh, agar kamu bisa menjadi alim seperti dia. Warga semakin kagum dengan kepintaran Ustadzah Masyitoh dan kealimannya. Juga semakin membenci kepada Katrina, dan kepelacurannya.

Hari itu jam tiga sore, hujan turun begitu derasnya. Warga digegerkan dengan sebuah berita yang dikumandangkan lewat TOA oleh Ustadz Rohman, sesepuh warga.
“Innalillaahi waiinna ilaihi rooji’uun, telah berpulang ke rahmatulloh, Ustadzah Masyitoh binti KH. Zainal Abidin, dan Katrina binti Fulaanah pada pukul dua. Mereka meninggal dalam kecelakaan motor di jalan raya. Semoga arwah mereka ditempatkan di tempat yang semestinya. Alfaatihah…” Demikian Ustadz Rohman mengumumkan.
Ternyata Katrina dan Ustadzah Masyitoh bertabrakan ketika sedang mengendarai motor masing-masing. Seluruh warga, tentu saja lebih antusias dengan mengurusi jenazah Ustadzah Masyitoh yang alim dan guru ngaji mereka, daripada mengurusi Katrina. Yang mengurusi Katrina hanya sebagian orang saja, seperlunya, seadanya. Lagipula, Katrina memang tidak ketahui asal keluarganya.

Namun ada kejadian aneh yang tidak kalah mengherankan warga. Ketika warga bertanya-tanya kenapa pada saat ditemukannya jenazah Katrina, dia berkerudung, dan memakai busana yang tertutup sangat. Fikir warga, mungkin ini adalah salah satu yang menyebabkan Katrina tidak bisa mengendalikan sepeda motornya. Katrina tidak terbiasa dengan pakaian yang seperti itu, sehingga menyebabkannya bertabrakan dengan Ustadzah Masyitoh.

Sore itu, hujan mulai reda. Kubur digali. Jenazah Katrina dan Ustadzah Masyitoh dimandikan.
Saking betapa besarnya kebencian warga, sehingga menyolatkan jenazah Katrina pun tidak di tempat yang sama. Katrina di sholatkan di rumahnya dengan orang seadanya, sementara Ustadzah Masyitoh disholatkan di masjid. Tak diketahui keluarga asal Katrina, sehingga warga terpaksa menguburkannya di TPU setempat. Sedangkan Masyitoh dikuburkan di pemakaman keluarganya. Dan yang menyedihkan lagi, Katrina hanya digiring menuju pemakaman hanya dengan tidak lebih dari enam orang. Dua orang memanggul keranda, dan empat orang lagi penggali kuburnya. Ya, yang memanggul keranda itu hanya dua orang. Sebab sungguh terasa ringan jenazah Katrina saat dipanggul. Sedangkan jenazah Ustadzah Masyitoh, seluruh warga ikut menggiring. Dengan sholawat dikumandang begitu ramainya. Sungguh menandakan bahwa jenazah yang diarak adalah orang soleh, yang disegani warganya.

Sesampainya di pekuburan, sungguh para penggali sungguh tidak menemukan kesulitan. Bahkan seperti dimudahkan, tak ada halang rintang. Sementara di tempat lain, para penggotong keranda jenazah Ustadzah Masyitoh adalah empat orang yang bergantian. Berat. Seperti tengah mengotong drum berisi minyak tanah. Sedangkan Ustadzah Masyitoh berat badannya tidak lebih dari 70 kg. Saling bergantianlah mereka. Namun hanya para penggotong saja yang merasakan keanehan itu.

Tibalah saatnya memasukkan jenazah Katrina ke liang lahat. Tak ada kejadian aneh yang mencurigakan. Tidak ada masalah. Para pengantar jenazah dan penggalinya sama sekali tidak menemukan kesulitan. Berbeda dengan saat jenazah Ustadzah Masyitoh dikebumikan. Semuanya terasa berat. Tidak sesuai dengan berat badan Ustadzah Masytoh seharusnya. Dan anehnya lagi, lahatnya menjadi berair, dan semakin bertambah banyak, saat air berusaha untuk diangkat.

Warga setempat keheranan. Ada apa gerangan dengan semua yang terjadi ini. Para penggali kubur untuk jenazah Katrina bahkan telah selesai sejak lama. Sementara Jenazah Ustadzah kebanggan mereka, masih berada di atas keranda oleh karena berat dan di kuburnya ada air yang mengalir tiada henti.

“Pak Ustadz, kenapa ini? Koq bisa begini?” Ustadz Mu’min hanya membisu saat melihat kejadian yang menimpa isterinya tersebut. Ustadz Rohman yang sibuk meladeni keheranan-demi keheranan warga.
“Subhaanalloh, ini pasti ada hikmahnya. Kita beristighfar saja…” Jawab Ustadz Rohman menjawab tanya warga.

Dengan segala daya dan upaya, akhirnya jenazah Ustadzah Masyitoh dikebumikan. Pulanglah semua yang mengantar dari pekuburan, dengan membawa segunung tanya di hati masing-masing tentang keanehan yang telah mereka alami.

Ketika melewati tempat pemakaman di mana Katrina dikebumikan, tiba-tiba Syukri teriak.
“Subhaanalloh, Ustadz, lihat itu ke kuburannya Katrina.” Dan serentak semua warga yang tadi terkagetkan semakin terperangah ketika melihat ada cahaya seperti pelangi di atas makam Katrina.

Sesungguhnya Alloh Mahapengampun segala dosa, dan Dialah Yang Mahaadil lagi Mahabijaksana.

Sumber

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Copyright © Pojok Cerita Cinta

Sponsored By: GratisDesigned By: Habib Blog